Sabtu, 12 November 2011

LAPORAN KIMIA DASAR I (PENGENALAN ALAT -ALAT LABORATORIUM)

Pengenalan Alat – Alat Laboraturium   

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia dasar merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntutan dalam banyak jurusan di Perguruan Tinggi. Namun kenyataannya ilmu kimia ini kurang diminati oleh kebanyakan mahasiswa. Dalam hal ini kita perlu melakukan berbagai cara agar ilmu ini bisa diminati oleh mahasiswa. Karena pada hakikatnya ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan dan perubahannya. Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental.
Salah satunya adalah dengan melakukan percobaan. Percobaan merupakan salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kimia. Oleh karena itu, perkuliahan kimia harus disertai dengan pekerjaan di Laboratorium.
Laboratorium kimia merupakan sebuah tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan dan penelitian yang disebut praktikum. Praktikum di laboratorium sangat dibutuhkan untuk mempelajari ilmu-ilmu kimia secara nyata dan diperlukan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam melakukan suatu percobaan, kita tentunya harus mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum. Alat-alat yang digunakan tersebut disesuaikan dengan tujuan percobaan. Akan tetapi, selain kita sudah mengetahui masing-masing nama alat. Kita juga harus mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan, bagaimana cara penggunaannya. Hal ini bertujuan agar praktikum yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar, baik, dan benar. Selain itu, kita juga harus berhati-hati serta penuh ketelitian dalam menggunakan alat-alat laboratorium, karena sebagian alat-alat laboratorium tersebut terbuat dari kaca,porselin, dan sejenisnya yang bersifat mudah pecah. Namun pembahasan ini akan dijelaskan pada pembahasan berikutnya.
Eksperimen di Laboratorium merupakan mata rantai untuk menghubungkan apresiasi aspek estetika dan ilmu kimia. Eksperimen dapat membangkitkan keingintahuan seseorang terhadap ilmu kimia.
Setelah melakukan eksperimen, seorang mahasiswa didorong untuk aktif berpartisipasi dan dilayih mengembangkan pengetahuan dari keadaan konkret ke keadaan abstrak. Dan dalam pembahasan “ Pengenalan Alat-Alat Laboratorium “ ini kami akan banyak menjelaskan mengenai alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk alat – alat praktikum kimia?
2. Bagaimana cara kerja alat – alat laboraturium kimia?
3. Apa fungsi alat – alat laboraturium kimia ?
4. Bagaimana tata tertib dalam pelaksaan praktikum kimia?
5. Bagaimana cara membersihkan alat – alat praktikum kimia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui cara kerja di Laboratorium,
2. Untuk mengetahui alat-alat praktikum,
3. Untuk menegtahui fungsi alat – alat praktikum,
4. Untuk mengetahui cara-cara penggunaan alat –alat praktikum, dan
5. Untuk mengetahui cara membersihkan alat-alat laboratorium.
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan di buatnya makalah ini secara umum kita akan memperoleh manfaat,yaitu mengetahui bagaimana alat – alat praktikum,cara kerjanya,cara pengunaannya,serta cara membersihkan alat –alat laboraturium.
Dengan kita mengetahui hal – hal tersebut kita dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat – alat laboraturium. Agar tidak terjadi hal – hal yang membahayakan para praktikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia adalah cabanag ilmu yang berhubungan dengan stuktur, komposis (susunan), perubahan, sifat materi serta energy yang menyertai perubahan materi, khususnya dalam tingkatan atom dan molekul. Dalam hal ini kimia merupakan ilmu yang didasarkan pada fakta – fakta dan eksperimen yang dilakukan secara sistematik. Dengan demikian, kimia merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA), yaitu imu pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian – kejadian yang dapat diamati di alam yang mengembangkan pola pikir ilmiah dalam memecahkan semua permasalahan yang berkaitan dengan alam. Pola piker demikan dikenal dengan istilah metode ilmiah (scientific method).
Kimia sebgai salah satu cabanga ilmu pengetahuan alam beasal dari fakta – fakta yang diobservasi. Dari serangakain fakta, ditemukan hukum, dan untuk menjelaskan hukum itu dirumuskan teori. Pengujian terhadap teori dilakukan melalui penurunan secara deduksi predeksi (ramalan) berdasarkan teori yang akan di uji itu, yang kemudian dilakukan observasi atau eksperimen untuk menguji apakah prediksi itu sesuaimdengan fakta.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa ilmu kimia mengembangkan metode ilmiah, maka pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada pembelajaran melalui eksperimen didalam laboratorium kimia yang sangat mutlak diperlukan.
Dalam suatu laboratorium kimia, biasanya banyak terdapat alat-alat eksperimen yang dapat digunakan untuk memberikan pengalaman yang berharga bagi setiap praktikan. Disamping itu, dalam suatu laboratorium kimia juga terdapat bahan – bahan eksperimen.
Alat – alat yang biasa terdapat di laboratorium kimia diantaranya dalah alat ukur seperti neraca, thermometer, multimeter,dll. Selain alat – alat ukur, dalam laboratorium kimia juga terdapat alat – alat khusus seperti gelas beaker (beaker glass), tabung reaksi, statif, rak tabung reaksi, labu Erlenmeyer, cawan, dll. Alat – alat tersebut ada yang terbuat dari bahan gelas, plastik, porselin, logam, kayu, dan karet serta terdapat pula peralatan – peralatan listrik.
Setiap orang yang akan melakukan kegiatan laboratorium, hendaknya mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat – alat laboratorium tersebut. Tanpa sepengetahuan itu tentu kegiatan pengamatan atau percobaan yang dilakukan dalam laboratorium tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, dan bahkan dapat merusak alat tertentu atau membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, sebelum kita melaksanakan kegiatan dalam laboratorium kimia, sebaiknya kita pelajari dahulu fungsi atau kegunaan berbagai alat laboratorium tersebut.
BAB III
METODE DAN TEKNIK
3.1 METODE
Dalam makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka dan observasi (pengarahan). Karena kami tidak melakukan percobaan atau eksperimen. Kami mengambil dari sumber tertulis (buku) dan dari internet. Selain itu kami juga mendapat informasi dari pengarahan asisten dosen pada awal – awal pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
5.1 Hasil Pengamatan
Seperti yang telah kita ketahui, dalam melakukan suatu percobaan tentunya memerlukan alat-alat praktikum. Adapun beberapa alat yang dapat kalian ketahui sebagai berikut dan akan di lampirkan pada sebuah tabel.
No. Nama Alat Fungsi
1 Plat Tetes Tempat mereaksikan zat dalam jumlah yang sangat kecil dan biasanya digunakan untuk uji iodium
2 Lumpang/Mortal Tempat untuk menghaluskan zat padat dan mencampur padatan kimia
3 Alu/Pastle Alat tumbuk yang digunakan untuk menghaluskan zat padat
4 Kaca Arloji - Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
- Tempat saat menimbang bahan kimia
- Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
5 Cawan Petri Tempat menimbang dan menyimpan bahan kimia
6 Penjepit Besi Untuk mengambil atau membawa krusibel
7 Sendok Untuk mengaduk suatu campuran atau larutan zat kimia ketika melakukan reaksi-reaksi kimia
8 Cawan Porselin Untuk proses peleburan dan pemanasan
9 Corong Menyaring campuran kimia dengan gravitasi
10 Pipet Tetes Mengambil cairan dalam skala tetesan kecil
11 Tang Krusibel/Gegep Untuk mengambil dan membawa krusibel
12 Penjepit Kayu Untuk menjepit tabung reaksi, mengambil alat yang tidak boleh diambil dengan tangan
13 Spatula Mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
14 Gelas Ukur Mengukur larutan dalam skala makro
15 Labu Ukur atau labu volumetri Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur
16 Batang Pengaduk Mengaduk cairan didalam gelas kimia
17 Termometer Untuk mengukur suhu larutan
18 Gelas Kimia Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan larutan zat-zat kimia
19 Labu bundar berleher pendek Memanaskan dan menyimpan larutan
20 Labu bundar berleher panjang Memanaskan dan menyimpan larutan
21 Tabung Reaksi Mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah sedikit
22 Rak Tabung Reaksi Tempat meletakkan tabung reaksi
23 Erlenmeyer Penghisap Untuk menampung cairan hasil titrasi
24 Erlenmeyer Untuk menyimpan dan memanaskan larutan atau menampung filtrasi hasil penyaringan
25 Kaki Tiga Memanaskan, menguapkan, membakar bahan, dan untuk menyangga spiritus
26 Kasa Asbes Alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar
27 Botol Reagen Menyimpan dan membuat zat
28 Sel Volta Untuk mengaduk larutan
29 Corong Butchner Untuk menyaring zat kimia atau larutan kimia
30 Botol Semprot Untuk membilas peralatan kimia lain
31 Pembakar Spiritus Memanaskan bahan kimia
32 Sarung Tangan Untuk menutup tangan sewaktu melakukan praktikum atau dipakai ketika mengambil larutan
33 Klem Untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi
34 Statip dan Gelang besi Menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya
35 Corong pisah Untuk memisahkan larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda, seperti dalam proses ekstraksi
36 Buret Mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi
37 Pipet Volume Baru Mengambil larutan dalam jumlah yang cukup besar dari pipet tetes
38 Pipet Volume Lama Mengambil larutan kimia
39 Desikator - Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
- Mengeringkan padatan
40 Neraca Menimbang zat-zat kimia dengan ketelitian max 1 mg
41 Sikat Tabung Membersihkan tabung
5.2 Pembahasan
Pada tabel diatas telah dijelaskan fungsi-fungsi dari alat-alat praktikum tersebut. Selain mengetahui alat-alat praktikum dan funsinya, dbawah ini akan dijelaskan sedikit tentang alat-alat tersebut.
1. Plat Tetes
Alat ini terbuat dari porselin.
2. Alu dan Lumpang
Alat ini dapat disebut juga dengan mortal dan pestle terbuat dari porselin, kaca atau batu granit.
3. Kaca Arloji
Alat ini terbuat dari kaca bening yang terdiri dari berbagai ukuran, diameter.
4. Cawan Petri
Cawan petri atau telepa petri merupakan sebuah alat yang berbentuk seperti gelas kimia yang berbanding sangat rendah yang terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas. Cawan petri selalu berpasangan, yanag ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877 yaitu Julius Richard Petri (1852-1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
5. Cawan Porselin
Cawan porselin terbuat dari porselin yang berbentuk bundar
6. Corong
Corong bisa terbuat dari plastik ataupun kaca tahan panas, dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai yang terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek
7. Pipet tetes
Pipet tetes berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi dengan karet
8. Penjepit Kayu
Penjepit kayu terbuat dari kayu
9. Spatula
Benda ini berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless atau alumunium
10. Gelas Ukur
Gelas ukur berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai 10 ml sampai 2 L
11. Labu Ukur
Labu ukur berupa labu dengan leher yang panjang dan tertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Labu ukur adalah sebuah perangkat yang memiliki kapasitas antara 5 ml sampai 5 L. Alat ini biasanya juga digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet. Kebanyakan labu volumetri mempunyai sumbat kaca asah atau polirtilena, tudung ulir atau tudung cungkil plastik (snap caps).
12. Batang pengaduk
Batang pengaduk terbuat dari kaca tahan panas
13. Termometer
Termometer merupakan sebuah alat yang terbuat dari kaca yang tahan panas
14. Gelas kimia
Gelas kimia (beaker) atau disebut juga dengan gelas piala merupakan sebuah alat yang berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200o C. Ukuran alat ini ada yang 50 ml, 100 ml, dan 2 L.
15. Tabung Reaksi
Tabung reaksi yaitu berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Alat ini terbuat dari kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran
16. Rak Tabung Reaksi
Alat ini terbuat dari kayu
17. Erlenmeyer
Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 ml sampai 2 L.
18. Kaki Tiga
Alat ini terbuat dari besi yang digunakan untuk menyangga alat-alat pada saat dipanaskan
19. Kasa Asbes
Kasa asbesyaitu kawat kasa yang dilapisi asbes
20. Botol Reagen
Alat initerbuat dari jenis kaca yang cukup tebal
21. Corong Buchner
Corong buchner biasanya terbuat dari porselin. Namun kadang ada juga yang terbuat dari kaca dan plastik. Dibagian atasnya terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori-pori.
22. Botol Semprot
Botol semprot atu botol cucia merupakan botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Setiap praktikan hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung kebagian utama botol itu. Botol cuci digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya tetesan larutan sampel yang hilang.
23. Pembakar spiritus
Alat ini disebut juga dengan burner yang terbuat dari kaca
24. Sarung tangan
Alat ini terbuat dari karet yang biasanya digunakan para praktikan sebelum memulai sebuah percobaan sebagai alat pelindung keamanan dan keselamatan kerja.
25. Klem
Alat ini terbuat dari besi atau baja yang digunakan untuk titrasi. Ada terdapat beberapa jenis klem yaitu;
a. Klem manice yang terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead
b. Klem bosshead yang terbuat dari besi atau laumunium yang berfungsi untuk menghubungkan statip dengan klem manice atau pemegang corong.
26. Statip dan gelang besi.
Kedua alat ini terbuat dari baja
27. Corong pisah.
Alat ini berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak disebelah atas dan pada bagian bawahnya berkatup. Alat ini terbuat dari kaca. Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang tak campur.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada diatas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari unsur halogen. Corong pemisah yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca atau teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50 ml sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat besar dan dipasang sentrifuge.
28. Buret.
Alat ini merupakan peralatan gelas laboratorium berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya untuk mengalirkan aliran cairan yang akan dikeluarkan. Alat ini memiliki beberapa macam ukuran yaitu mulai dari 5 ml dan 10 ml dengan skala 0,01 ml, 25 ml, dan 50 ml dengan skala 0,05 ml.
Ada dua jenis buret lain yang krannya terdiri dari sepotong karet yang ujungnya dilengkapi dengan pipa kaca, yang ujungnya dibuat runcing. Untuk mengatur larutan, dipasang penjepit Mohr atau kedalam karet dimasukkan kelereng kaca.
Khusus untuk titrasi larutan panas, digunakan buret dengan kran disamping, agar panas larutan yang dititrasi tidak sampai kecairan dalam buret, sehingga tidak memoengaruhi volum larutan dalam buret. Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh mililiter. Apabila ujung atas buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek.
29. Pipet Volume.
Pipet volume terdiri dari 2 macam, yaitu jenis yang lama dan yang baru.
30. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana yaitu berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline, dan desikator biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-kadang terbuat dari logam yang digunakan untuk menyetimbangkan objek dengan atmosfer terkontrol. Karena desikator biasanya terletak dalam ruang terbuka, temperatur umumnya akan mendekati temperatur kamar. Normalnya kelembaban udara seperti inilah yang diinginkan. Objek seperti botol timbang atau krus, dan zat-zat kimia cenderung menarik kelembaban dari udara.
Desikator akan menyediakan kesempatan bagi bahan-bahan tersebut untuk berkesetimbangan dengan atmosfer yang kelembabannya rendah dan terkendali sehingga kesalahan yang disebabkan oleh penimbangan air bersama-sama dengan objek itu dapat dihindarkan.
31. Neraca Analitik
Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium pengantar merupakan instrumen yang akurat yang mempunyai kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 100 g sampai dengan ± 0,0001 g (±0,1 mg). Ini merupakan ketidaktentuan dari hanya 1 bagian persejuta, sampai tahun 1950-1n kebanyakan dari neraca ini adalah neraca dua piring, yang juga dirujuk sebagai neraca lengan sama.
Kemudian muncullah neraca piring tunggal atau lengan tak sama (kadang-kadang juga disebut neraca beban konstan), yang merupakan pengganti dari neraca dua piring. Sekarang neraca elektronik (juga disebut dengan neraca tenaga elektromagnetik) secara langsung menggantikan neraca mekanik, atau neraca piring tunggal.
Neraca Dua-piring
Lengan suatu neraca dua-piring berisi tiga ‘mata pisau” berbentuk prisma A, B, C. Ahli kimia dari Skotlandia yang bernama Joseph Black (1728-1799)Black (1728-1799) adalah orang pertama yang memperkenalkan penggunaan mata pisau, yang dibuat dari batu akik (agate), suatu bahan yang sangat getas dan keras. Baru setelah mata pisau digunakan, penimbangan anallitik dapat dilakukan dengan neraca dua-piring.
Neraca Piring- Tunggal
Neraca piring tunggal menggunakan menggunakan dua mata pisau bukannya 3, dan lengan neracanya tidak sama panjang. Sederet lengkap batu timbangan digantungkan pada lengan pendek, dan lengan panjang memiliki bobot pengimbang yang konstan (plus suatu piranti peredam) yang secara ketat diletakkan pada lengan itu. Jadi neraca yang kosong itu bermuatan Penuh.
32.
A. Teknik Dasar Pengunaan Alat-alat Laboratorium
1. Penyaringan
Endapan atau zat-zat yang tidak melarut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Di laboratorium, untuk menyaring diperlukan corong dan kertas saring. Corong dipasang pada tempat corong, atau corong dipasang dengan klem pada statif. Di bawah corong diletakkan gelas kimia, hingga ujung tangkai corong menyentuh dinding gelas.
Corong yang sering digunakan adalah corong yang bersudut 60o C dan panjang tangkainya 10 cm. Kertas saring yang biasa digunakan adalah kertas saring berdiameter 9 dan 11 cm. Kertas saring dilipat setengah bagian, kemudian dilipat sekali lagi sehingga sisi lipatan tidak seluruhnya berimpit. Selanjutnya lipatan disobek sedikit. Kemudian kertas saring dibuka dan dipasang pada corong.
2. Pengukuran Volum
Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volum larutan, jika diperlukan volum yang tidak terlalu tepat. Gelas ukur diberi skala dalam milimeter yang dibaca dari 0 sampai 10 ml, 0 sampai 25 ml, 0 sampai 50 ml atau lebih besar lagi, dari alas kebagian atas. Untuk pengukuran yang lebih teliti digunakan pipet atau buret.
Pipet
Mengisi pipet dengan larutan atau “memipet”, sebaiknya dengan cara menyedot larutan ke dalam pipet dengan bantuan balon-pipet atau alat penyedot yang lain. Mula-mula bilas gelas kimia atau tabung reaksi dengan larutan dengan larutan dari labu takar. Kemudian tuangkan larutan ke dalam gelas kimia atau tabung reaksi, untuk membilas pipet. Pipet 3 sampai 5 ml larutan, kemudian pegang pipet pada arah horizontal, lalu pipet diputar-putar sehingga semua bagian dalam pipet dibasahi larutan. Pegang pipet dengan ibu jari dan jari tengah. Gunakan jari telunjuk untuk menekan ujung atas pipet, tidak terlampau kuat tetapi seringan mungkin, cukup menjaga agar larutan tidak keluar. Sebelum ujung pipet dicelupkan kedalam larutan, tetesan cairan yang terdapat di ujung pipet ditiup keluar, atau tetesan cairan ini diusap dengan kertas saring. Jangan memasukkan pipet terlampau dalam di dalam larutan, dan ketika menyedot larutan, ujung pipet berada dalam larutan.
Sedot larutan sampai kira-kira 1 cm diatas garis batas. Kemudian hentikan penyedotan dan menutupi ujung pipet dengan jari telunjuk. Pegang pipet pada arah vertikal dan garis batas volum berada pada ketinggian yang sama dengan mata. Kurangi tekanan jari telunjuk pada pipet, sehingga larutan mengalir keluar sampai dasar misniskus mencapai garis batas. Sentuhan ujung pipet pada suatu alat gelas untuk menyingkirkan tetesan yang terdapat di ujung pipet. Selanjutnya, larutan dikeluarkan melalui dinding bejana penampung, dengan kedudukan pipet vertikal dan ujung pipet menyentuh dinding bejana, selama kurang lebih 15 detik.
3. Buret
Buret yang sering digunakan, diberi skala sampai sepersepuluh milimeter. Apabila ujung atas buret tidak berbentuk corong, gunakan corong kaca bertangkai pendek. Letakkan selapis kertas antara dinding buret dan tangkai corong, agar udara dalam buret dapat keluar. Agar ujung buret dibawah kran di isi penuh cairan, alirkan larutan keluar dengan cepat dengan cara membuka kran sebesar mungkin.
Isi buret sehingga permukaan cairan sedikit diatas garis nol. Dengan pengaduk yang dibungkus dengan kertas saring, keringkan dinding bagian dalam buret disebelah atas. Perhatikan agar ujung kertas tidak menyentuh permukaan larutan. Buka kran dan biarkan larutan mengalir sehingga permukaan larutan tepat pada garis skala.
4. Neraca
Berbagai macam neraca dapat di jumpai di laboratorium. Neraca yang digunakan di laboratorium yang perlu dipelihara dengan baik, dan digunakan dengan hati-hati.
Ada aturan umum senantiasa harus diperhatikan:
a. Neraca harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Perbaikan sekesil apapun harus dilakukan oleh petugas ahlinya.
c. Zat kimia tidak boleh diletakkan langsung pada piring neraca, gunakan kertas, kaca arloji, atau botol timbang.
d. Benda yang akan ditimbang, diletakkan di piring kiri, anak timbangan di piring kanan.
e. Kecuali pada timbangan kasar, anak timbangan tidak dipegang dengan jari, gunakan selalu pinset.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan:
Neraca berpiring satu
a. Jangan meletakkan zat langsung pada piring neraca. Gunakan gelas kimia atau kaca arloji.
b. Membersihkan bagian luar wadah yang mengandung cairan, sebelum ditempatkan pada piring neraca.
c. Catat berat benda yang ditimbang sebelum di angkat.
Neraca berpiring dua
a. Atur sehingga ayunan kekiri dan kekanan sampai dari titik nol
b. Letakkan zat yang akan ditimbang dipiring kiri, dan anak timbang dipiring kanan.Gunakan pinset untuk mengambil anak timbangan.
c. Jangan meletakkan benda dipiring neraca selama neraca berayun
d. Jika ayunan kekiri dan kekanan sudah sama dari titik nol, hitung jumlah anak timbangan pada pring, catat berat dan cek kembali jumlah anak timbangan ketika mengembalikannya ke kotak anak timbangan
e. Tutup pintu neraca.
5. Menggunakan pipet volumetrik
Langkah-langkah dalam menggunakan pipet volumetrik sebagai berikut:
a. Lumasi pangkal pipet dengan air sebelum memasukkannya ke bola karet. Dekatkan kedudukan kedua tangan anda untuk menghindari kemungkinan kecelakaan,
b. Basahi bagian dalam pipet dengan sedikit cairan yang akan dialihkan. Buanglah cairan ini.
c. Gunakan bola pipet (jangan dengan mulut) untuk menghisap cairan sampai diatas tanda tera. Lepaskan bola dan segera letakkan jari anda agar cairan tidak mengalir keluar, sampai dasar miniskus tepat pada tanda tera.
d. Sentuhkan tetes terakhir pada ujung pipet kewadah penampung (erlenmayer atau piala). Jangan meniup kelebihan cairan sebab volume cairan yang tertinggal itu memang sudah diperhitungkan dalam kalibrasi pipet.
6. Penggunaan batang pengaduk
Sesuai namanya, batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya dalam beker. Disamping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan dari bejana satu ke bejana lain. Bila suatu larutan air dituang dari bibir suatu bejana seperti beker ada kecenderungan sejumlah cairan akan mengalir disepanjang dinding luar kaca itu. Ini dapat dicegah dengan menuangkan larutan itu melewati batang pengaduk, dimana batang tersebut dibuat bersentuhan dengan bibir bejana dan mengarahkan aliran cairan kedalam bejana penerima.
Batang pengaduk juga berperan sebagai pegangan untuk ”rubber policmen” (sepotong selang karet yang satu ujungnya dilelehkan sehingga merekat menjadi satu, dan lewat ujung lain batang pengaduk dimasukkan kedalam selang; benda ini digunakan untuk menyelamatkan sejumlah kecil endapan yang menempel pada dinding dalam beker).
7. Penggunaan labu ukur
Mengisikan larutan yang akan di encerkan atau dipadatkan yang akan dilarutkan . tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok. Kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikan labu sampai larutan homogen.
8. Penggunaan corong Butchner
Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternyha sama dengan diameter corong.
9. Penggunaan corong pisah
Cara menggunakannya:
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan dalam lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horizontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
10. Penggunaan desikator
Cara menggunakannya:
a. Dengan membuka tutup desikator dengan menggeserkannya kesamping
b. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama
Keterangan:
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 100o C sampai warnanya kembali biru.
11. Neraca analitik
Cara menggunakan neraca analitik:
a. Nol kan terlebih dahulu neraca tersebut
b. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
c. Baca nilai yang tertera pada layar neraca
d. Setelah digunakan nolkan neraca tersebut.
Di atas telah dijelaskan beberapa teknik dasar dalam penggunaan alat-alat laboratorium, tetapi tidak semua alat laboratorium. Hanya sebagian besar saja.
B. Membersihkan Alat-alat
Hasil eksperimen yang baik dapat dicapai antara lain menggunakan alat-alat yang bersih. Alat-alat ukur seperti labu ukur, gelas ukur, pipet dan buret yang kotor dapat mengakibatkan pengukuran yang salah. Botol-botol reagen, gelas kimia, labu erlenmeyer yang kotor yang digunakan untuk zat-zat atau larutan untuk eksperimen, akan menyebabkan pembuatan pereaksi untuk eksperimen itu terkotori, sehingga akn memperoleh data yang salah oleh eksperimen itu.
Alat-alat laboratorium harus selalu disimpan dalam keadaan bersih. Biasakan membersihkan alat-alat segera setelah alat itu digunakan. Adalah mudah untuk membersihkan alat-alat yang baru saja dipakai. Alat-alat dari gelas dicuci dengan menggunakan detergen, kemudian dibilas dengan air keran. Dalam hal tertentu setelahdibilas dengan air kran perlu dibilas dengan air suling.
Alat-alat volumetri seperti pipet dan buret harus bebas lemak. Membersihkan pipet dan buret yang berlemak dapat digunakan larutan kalium dikromat. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 20 g K2Cr2O7 kedalam 30 ml air, kemudian tambahkan asam sulfat pekat sampai volume menjadi 100 ml. Buret dan pipet yang berlemak di rendam selama beberapa jam atau sampai semalam dalam larutan ini. Setelah dicuci dengan air kran kemudian dibilas dengan air suling.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari uraian yang sudah dijelaskan diatas kami dapat menyimpulkan sebagai berikut.
1. Dalam melakukan suatu praktikum, kita harus mengetahui tata tertib dalam melakukan praktikum di laboratorium. Oleh karena itu, kita harus mematuhi tata tertib yang ada.
2. Kita dapat mengetahui berbagai bentuk alat praktiku beserta fungsinya.
3. Kita dapat mengetahui cara kerja dalam menggunakan alat-alat praktikum.
4. Kita dapat membersihkan alat-alat praktikum dengan berbagai cara.
5.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa harus mengenal semua alat-alat yang ada di laboratorium sehinga kita bisa menggunakannya dengan tepat dan cermat. Pengenalan alat laboratorium sangatlah penting oleh semua mahasiswa MIPA khususnya jurusan Kimia karena ilmu Kimia selalu berkaitan dengan hal eksperimen.

1 komentar: